Sunday, November 11, 2007

Kejujuran memastikan keberuntungan


أَفْلَحَ إِنْ صَدَقَ

“Dia pasti beruntung jika memang dia jujur” [1]

Tholhah bin Ubaidillah berkata: Seorang lelaki dari Nejd dengan keadaan rambut awut – awutan datang mendekat dan bertanya tentang Islam. Rosululloh SAW menjawab, “Sholat lima waktu dalam sehari semalam” lelaki itu bertanya, “Adakah lagi yang wajib atasku?” Nabi SAW menjawab, “Tidak, kecuali kalau kamu melakukan kesunahan. Dan puasa Romadhon” “Ada lagi yang wajib atasku?” Nabi SAW menjawab, “Tidak, kecuali kalau kamu melakukan kesunahan” lelaki itupun pergi setelah sebelumnya berkata, “Demi Alloh aku tak akan menambah juga tak akan mengurangi” mendengar ini Nabi SAW bersabda, “Dia pasti beruntung kalau memang dia jujur”. Dalam riwayat lain Nabi SAW bersabda yang artinya, “Jika dia jujur maka dia pasti masuk surga” HR Muslim.

Sungguh ini termasuk salah satu dari Jawami’ul Kalim Rosululloh SAW. Dengan bahasa sangat singkat Beliau SAW memberikan arahan bahwa kejujuran pasti berdampak pada keberuntungan. Marilah kita simak kisah – kisah berikut ini:

1) Jujur, jalan selamat. Seorang datang kepada Ali al Khowash memohon perlindungan dari kejaran musuh – musuhnya. Ali segera memerintahkan supaya orang tersebut berbaring pada suatu tempat dan menutupinya dengan sebongkok daun kurma. Ketika musuh – musuh yang dinantikan datang dan bertanya di mana orang itu maka Syekh Ali menjawab dengan jujur, “Itu di bawah daun kurma” merasa jawaban ini tidak sungguhan dan terkesan melecehkan maka musuh – musuh itu segera pergi dan orang itupun selamat.

2) Jujur, harga keberuntungan. Ketika itu kholifah Umar ra kehausan dan datang kepada seorang wanita tua meminta air putih. Wanita itu mengaku tidak mempunyai air putih. Umar ra lalu meminta susu. Dan lagi wanita itu mengaku juga tidam memiliki susu. Akhirnya seorang gadis datang dan menegur si wanita tua, “Apakah engkau tidak malu” lalu gadis ini berkata kepada Umar, “Dalam kantong kulit (Saqo’) ini ada susu”. Setelah minum, Umar ra bertanya siapa gadis itu dan ternyata ayahnya seorang yang cerdas. Oleh Umar ra gadis itu kemudian dilamar untuk dijodohkan dengan Ashim bin Umar ra. Akhirnya dari pernikahan itu lahirlah anak perempuan bernama Ummu Ashim yang kemudian menikah dengan Abdul Aziz dan dari perkawinan ini lahirlah kholifah adil Umar bin Abdul Aziz.

Kejujuran membawa keberuntungan karena kejujuran mampu membimbing manusia untuk selalu berbuat kebaikan (al Birr) dan tentu saja balasan kebaikan adalah keberuntungan. Sebaliknya ketika lisan seseorang tidak lurus maka prilaku anggota tubuh lain pun tidak lurus dan saat itulah kecelakaan menanti kelak di kemudian hari. Nabi SAW bersabda:

إِذَا أَصْبَحَ ابْنُ آدَمَ فَإِنَّ اْلأَعْضَاءَ كُلَّهَا تَسْتَكْفِى اللِّسَانَ فَتَقُوْلُ : إِتَّقِ اللهَ فِيْنَا فَإِنَّمَا نَحْنُ بِكَ إِنِ اسْتَقَمْتَ إِسْتَقَمْـنَا وَإِنِ اعْوَجَجْتَ إِعْوَجَجَـنَا

“Ketika anak Adam memasuki pagi hari maka seluruh anggota tubuh memperingatkan lisan, “takutlah kepada Alloh dalam urusan kami. Sebab kami terserah kamu; jika kamu lurus maka kamipun lurus dan jika kamu bengkok maka kamipun bengkok” (HR Turmudzi dari Abu Said al Khudri)

(dari kajian di Nurul Haromain oleh Abina Ihya' Ulumiddin)

[1] HR Bukhori Muslim.

1 comment:

Khoirun Nif'an said...

namanya juga baru belajar pang...