Sunday, November 11, 2007

Kehilangan Kontrol Diri


إٍذًا نًزًلً الْقَضَاءُ عَمِيَ الْبَصَرُ

“Jika kepastian turun maka mata menjadi buta” [1]

Ketika yang dipastikan (al Maqdhi) telah datang maka cahaya akal meredup dan tertutup sehingga sama sekali tidak bisa melihat manfaat yang harus dicari atau bahaya yang semestinya harus dihindari. Kendati akal itu masih ada tetapi Hijab kekuasaanNya telah menutup. Betapa banyak orang yang berjalan menuju kehancuran meski dia melihat kehancuran itu. Berapa banyak orang yang melepaskan begitu saja kebaikan dunia dan akhirat yang sudah terpampang di hadapannya. “Dan kamu melihat mereka sedang mengarahkan pandangan kepadamu padahal mereka tidak melihat (apa – apa)” QS al A’roof: 198. Dari sini bisa dimengerti bahwa manusia tidak memliki kemampuan memberi manfaat bagi dirinya atau menolak bahaya dari dirinya dan sesunggunya kepastian dan keputusanNya tidak bisa ditolak ataupun digugat.

Ibnu Abbas ra menerangkan bahwa: “ Nabi Sulaiman as singgah di suatu tempat yang kebetulan di situ tidak ada air. Karena itu Beliau hendak menggali sumur, akan tetapi Beliau tidak mengetahui di mana harus menggali dan berapa kedalaman yang harus digali. Untuk itu Beliau memanggil burung Hud – hud untuk meminta tolong. Sebab burung Hud hud memiliki keistimewaan mengetahui letak sumber air di dalam tanah”. Mendengar penjelasan ini seorang bernama Nafi’ bin Azruq membantah, “Bagaimana bisa anda mengatakan seperti itu, padahal burung Hud hud dengan mudahnya masuk ke dalam perangkap?” protes ini ditanggapi oleh Ibnu Abbas ra, “Andai tidak khawatir orang ini berkata begini begitu di sembarang tempat maka sama sekali aku tak menggubris ucapannya! Sungguh penglihatan (Bashor) itu bermanfaat selama kepastian (Qodar) belum datang. Ketika Qodar datang maka ia menjadi penghalang Bashor”. Menyesal dengan bantahannya, Nafi’ berkata, “Sesudah ini saya tak pernah akan membantah anda”

Disebutkan dalam syair yang artinya:

Jika Alloh berkehendak sesuatu atas seseorang, meski dia orang berakal, cerdik dan pandai, maka qodar Alloh pasti datang, ia akan menjadi bodoh dan buta. Akalnya terlepas seperti rambut tercabut hingga ketika qodarNya selesai bicara maka akalnya kembali dan mengambil pelajaran

Syair ini merupakan kandungan dari sabda Rosululloh SAW:

إِذَا أَرَادَ اللهُ إِنْفَاذَ قَضَائِهِ وَقَدَرِهِ سَلَبَ ذَوِى الْعُقُوْلِ عُقُوْلَهُمْ حَتَّى يَنْفُذَ فِيْهِمْ قَضَاؤُهُ وَقَدَرُهُ فَإِذَا قَضَى أَمْرَهُ رَدَّ إِلَيْهِمْ عُقُوْلَهُمْ وَوَقَعَتِ النَّدَامَةُ

“Apabila Alloh menghendaki melaksanakan qodarNya maka Dia melepas akal orang yang berakal sehingga sesudah qodarNya terlaksana Dia Mengembalikan lagi akal mereka dan terjadilah penyesalan” HR Turmudzi.



[1] HR Hakim dari Ibnu Abbas ra

No comments: